Pasuruan, sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, memiliki kekayaan sejarah dan kebudayaan yang begitu mengagumkan.
Dikenal sebagai salah satu kota tertua di Jawa Timur, Pasuruan tidak hanya menyimpan jejak-jejak masa lalu yang kaya, tetapi juga menawarkan keindahan alam yang memesona.
Mari kita simak dibawah ini telaah beberapa fakta menarik yang membuat Pasuruan begitu istimewa.
1. Sejarah yang Kaya;
Pasuruan memiliki sejarah panjang yang dapat ditelusuri kembali ke zaman kerajaan-kerajaan Nusantara. Dalam literatur sejarah, Pasuruan sering kali disebutkan sebagai bagian dari Kerajaan Singhasari dan Majapahit.
Sisa-sisa peninggalan sejarah seperti Candi Jawi, yang terletak di Desa Candijati, Kecamatan Kraton, menjadi bukti teguh peran Pasuruan dalam perkembangan sejarah Indonesia.
Selain sejarah jaman kerajaan, Pasuruan sebuah kota yang telah menjadi tempat kelahiran banyak pejuang kemerdekaan, menandai sejarahnya dengan kehadiran tokoh inspiratif seperti Douwes Dekker.
Douwes Dekker, seorang pahlawan kemerdekaan yang lahir di kota ini, terkenal sebagai salah satu pendiri Indische Partij, partai politik pertama yang mengecam penjajahan Belanda dan mengadvokasi kemerdekaan Indonesia.
Selain perannya sebagai pemimpin politik, Douwes Dekker juga dikenal sebagai wartawan, aktivis, dan penulis yang gigih dalam menyuarakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Kritik-kritik tajamnya terhadap sistem tanam paksa pemerintah kolonial Belanda di Indonesia pada abad ke-19 tertuang dalam karyanya yang terkenal, "Max Havelaar."
Karya ini menjadi sorotan internasional dan menggambarkan secara mendalam ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Indonesia akibat praktik tanam paksa.
Douwes Dekker dengan gigih memperjuangkan hak dan martabat bangsanya melalui tulisan-tulisannya, menjadi suara bagi mereka yang tertindas dan merintis jalan menuju kemerdekaan.
Keberanian Douwes Dekker dan perjuangannya yang tak kenal lelah dalam menggugat penjajahan Belanda memberikan inspirasi kepada generasi-generasi selanjutnya.
Pasuruan, dengan kekayaan sejarahnya, tetap menjadi saksi bisu atas dedikasi dan peran besar Douwes Dekker dalam perjalanan menuju kemerdekaan Indonesia.
2. Keindahan Alam Pasuruan Luar Biasa;
Selain warisan sejarahnya, Pasuruan juga menawarkan keindahan alam yang memukau. Kawasan Gunung Bromo yang ikonik, salah satu destinasi wisata terkenal di Indonesia, dapat dijangkau dari Pasuruan.
Sunrise yang menakjubkan dan lautan pasir yang luas menjadikan Bromo sebagai daya tarik utama bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara.
3. Kearifan Lokal Kental Budaya;
Masyarakat Pasuruan dikenal dengan kearifan lokal dan budaya yang kental. Seni tradisional seperti tari topeng dan wayang kulit masih dilestarikan dan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Festival dan upacara adat yang diadakan secara berkala menjadi momen penting untuk merayakan warisan budaya yang kaya di tengah masyarakat Pasuruan.
Salah satunya ada "Mantenan Sapi" yang biasanya diadakan saat Hari Raya Idul Adha, sebuah praktik yang masih dijalankan di beberapa desa, termasuk Desa Sebalong dan Desa Watestani di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Tradisi ini biasanya dilaksanakan sehari sebelum hewan kurban disembelih. Sejumlah hewan kurban dihiasi dengan indah oleh masyarakat setempat.
Sebelum dihiasi, hewan kurban diwajibkan mandi dan kemudian dihiasi dengan bunga-bunga, memberikan sentuhan seolah-olah mereka adalah "pengantin."
Setelah dihiasi, hewan-hewan kurban tersebut diarak keliling desa dan dipamerkan kepada masyarakat.
Sambil mengarak, warga membawa bahan-bahan makanan seperti beras, minyak goreng, dan bumbu, yang kemudian disumbangkan kepada warga yang kurang mampu.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa mereka yang menerima hewan kurban tidak kesulitan dalam mengolah dan memanfaatkan dagingnya.
Tradisi ini, yang telah diwariskan turun-temurun, juga berfungsi sebagai pengingat bagi warga yang lebih mampu untuk berbagi dan berkurban pada hari Idul Adha.
4. Pusat Perdagangan dan Pendidikan;
Sebagai kota yang terus berkembang, Pasuruan tidak hanya memiliki nilai sejarah dan keindahan alam, tetapi juga menjadi pusat perdagangan dan pendidikan di Jawa Timur.
Dengan adanya berbagai pusat perbelanjaan modern dan lembaga pendidikan terkemuka, Pasuruan menarik perhatian tidak hanya sebagai tujuan wisata, tetapi juga sebagai tempat untuk berbisnis dan mengembangkan potensi akademis.
5. Menjadi Kota Pertama Didirikannya Masjid Arsitektur Tionghoa;
Salah satu destinasi keagamaan yang mencolok di Pasuruan adalah Masjid Cheng Ho, yang terletak di Kecamatan Pandaan.
Masjid ini mempesona karena menjadi salah satu dari sedikit masjid besar di Indonesia yang didedikasikan untuk menghormati Laksamana Cheng Ho, seorang pelaut dan penjelajah muslim terkenal dari China.
Arsitektur Masjid Cheng Ho menciptakan kesan unik dengan menyatukan elemen-elemen gaya Tionghoa.
Dari atap bersusun hingga dominasi warna merah dan kuning yang mencolok, serta hiasan lampion dan tulisan beraksen China, semuanya mencerminkan kekayaan budaya Tionghoa.
Secara menarik, masjid ini juga berhasil menyatukan unsur-unsur budaya Arab dan Jawa dalam struktur dan ornamennya, menciptakan paduan harmonis yang mencerminkan toleransi dan keragaman.
Masjid Cheng Ho bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga menjadi simbol keberagaman budaya di Pasuruan. Mungkin bisa disebut sebagai simbol toleransi berbudaya dan beragama.
Dengan desain yang menggabungkan berbagai elemen dari berbagai tradisi, masjid ini mempromosikan pemahaman yang lebih luas tentang keragaman budaya dan harmoni antaragama di masyarakat setempat.
6. Kuliner Khas Pasuruan Yang Unik;
Kota Pasuruan tidak hanya dikenal dengan tradisinya yang unik, tetapi juga dengan kuliner khasnya. Salah satu hidangan terkenal adalah kupang kraton, sebuah hidangan yang terbuat dari kupang atau kerang laut.
Kupang, yang memiliki ukuran sebesar kacang kedelai, diolah dengan bumbu seperti bawang putih, jeruk nipis, gula, cabai, dan sedikit petis.
Kemudian, hidangan ini disajikan dengan potongan lontong dan disiram dengan kuah kupang yang khas.
Untuk mencicipi hidangan ini, Anda dapat mengunjungi Pasar Kraton, sepanjang Jalan Ir. H. Juanda atau perempatan lampu merah di Jalan Raya Kraton.
Bipang Jangkar, merupakan oleh-oleh khas dari Pasuruan yang makinan populer. Awalannya dikenal sebagai Bipang Ambawang, kue beras kembung seperti popcorn ini mempertahankan popularitasnya setelah klarifikasi dari Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman bahwa Bipang yang dimaksud berasal dari Pasuruan, bukan Ambawang.
Bipang, dulunya pertama kali muncul pada tahun 1949, menjadi semakin terkenal dengan merek terkemuka seperti Bipang Jangkar.
Hidangan ini terbuat dari beras pilihan, gula asli, esens, dan pewarna makanan khusus, dan memiliki beragam rasa seperti kacang, jahe, kopi, dan vanilla.
Bipang ini dijual dengan harga mulai dari Rp6.000 hingga Rp40.000, menjadikannya oleh-oleh yang lezat dan beraneka ragam dari Pasuruan.
Kesimpulan
Pasuruan, dengan segala keunikannya, merupakan destinasi pariwisata yang menarik bagi mereka yang ingin menggali kekayaan sejarah dan menikmati keindahan alam Indonesia.
Dari jejak-jejak masa lalu yang terpahat dalam bentuk candi hingga pesona alam Gunung Bromo yang tak terlupakan, Pasuruan memiliki daya tarik yang mampu memukau siapa pun yang berkunjung ke kota ini.
Sebuah perpaduan harmonis antara sejarah, kebudayaan, dan keindahan alam yang membuat Pasuruan begitu istimewa lengkap adanya makanan khas unik nan special.
0 Comments
Posting Komentar