Kuping berdenging, atau yang dalam dunia medis dikenal sebagai tinnitus, adalah kondisi umum yang mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia.
Sensasi ini ditandai dengan munculnya suara dengungan, deringan, atau suara mendesis di salah satu atau kedua telinga, tanpa adanya sumber suara eksternal.
Bagi sebagian orang, tinnitus bisa bersifat sementara dan ringan, namun bagi yang lain, kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan bahkan memengaruhi kualitas hidup.
Kuping kanan atau kiri berdenging bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gangguan pada telinga, paparan suara keras, hingga kondisi kesehatan yang lebih serius.
Dalam artikel ini, kita akan membahas fakta kesehatan mengenai kuping berdenging, faktor-faktor penyebabnya, dampaknya terhadap kesehatan, serta langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
* Baca juga: Fakta Dan Manfaat Air Rebusan Sereh Tambah Garam.
1. Apa Itu Tinnitus ?
a. Definisi Tinnitus;
Tinnitus berasal dari kata Latin yang berarti "berdenging." Kondisi ini digambarkan sebagai suara yang tidak diinginkan di telinga atau kepala tanpa adanya sumber suara eksternal.
Suara yang dirasakan bisa bermacam-macam, seperti deringan, dengungan, atau suara gemuruh.
Bagi sebagian besar penderita tinnitus, suara tersebut bisa terdengar di salah satu telinga (kiri atau kanan) atau di kedua telinga sekaligus.
Tinnitus bisa bersifat subjektif atau objektif. Tinnitus subjektif adalah jenis yang paling umum, di mana hanya orang yang mengalami tinnitus yang bisa mendengar suara tersebut.
Sementara itu, tinnitus objektif adalah kondisi yang lebih jarang terjadi di mana dokter atau orang lain bisa mendengar suara tersebut ketika mereka memeriksa pasien, biasanya disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah atau otot.
b. Prevalensi Tinnitus.
Tinnitus adalah kondisi yang cukup umum di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan sekitar 10-15% populasi global mengalami tinnitus dalam berbagai tingkat keparahan.
Di Indonesia sendiri, tinnitus juga banyak dialami oleh berbagai kalangan, terutama mereka yang sering terpapar suara keras atau mengalami gangguan kesehatan terkait pendengaran.
Meskipun tinnitus bisa dialami oleh siapa saja, kondisi ini lebih sering terjadi pada orang tua karena proses penuaan alami yang mempengaruhi kemampuan pendengaran.
Namun, tinnitus juga semakin banyak ditemukan pada anak muda akibat kebiasaan mendengarkan musik dengan volume tinggi melalui earphone atau terpapar kebisingan di lingkungan kerja.
2. Penyebab Kuping Kanan Atau Kiri Berdenging
a. Paparan Suara Keras;
Salah satu penyebab paling umum tinnitus adalah paparan suara keras. Kebiasaan mendengarkan musik dengan volume tinggi, bekerja di lingkungan dengan kebisingan tinggi, atau terpapar suara keras mendadak, seperti ledakan, bisa merusak sel-sel rambut di telinga bagian dalam (koklea).
Kerusakan pada sel-sel ini bisa mengakibatkan tinnitus, baik bersifat sementara maupun permanen.
Dalam banyak kasus, individu yang bekerja di industri dengan tingkat kebisingan tinggi, seperti konstruksi atau pabrik, memiliki risiko lebih tinggi mengalami tinnitus.
Menggunakan alat pelindung pendengaran, seperti earplug atau earmuff, dapat membantu mengurangi risiko ini.
b. Penuaan;
Proses penuaan alami dapat menyebabkan penurunan kemampuan pendengaran, yang dikenal sebagai presbikusis.
Penurunan pendengaran ini bisa menyebabkan tinnitus, terutama pada orang yang berusia 60 tahun ke atas.
Ketika telinga mengalami penuaan, saraf pendengaran mungkin tidak lagi mampu mengirimkan sinyal suara dengan baik, yang akhirnya memicu sensasi berdenging.
c. Penumpukan Kotoran Telinga;
Penumpukan kotoran telinga (serumen) juga bisa menyebabkan kuping kanan atau kiri berdenging.
Kotoran telinga yang menumpuk dapat menghalangi saluran telinga, mengakibatkan tekanan pada gendang telinga dan memicu tinnitus.
Meskipun kotoran telinga adalah sesuatu yang normal dan berfungsi untuk melindungi telinga dari kotoran atau bakteri, penumpukan yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan tinnitus.
d. Masalah Pada Telinga Bagian Dalam;
Gangguan pada telinga bagian dalam, seperti penyakit Meniere, bisa menyebabkan tinnitus.
Penyakit ini ditandai dengan adanya tekanan atau cairan berlebih di telinga bagian dalam, yang dapat memicu pusing (vertigo), gangguan pendengaran, dan tinnitus.
Penyakit Meniere biasanya mempengaruhi satu telinga, sehingga kuping berdenging yang dirasakan pun sering kali hanya pada salah satu sisi.
e. Efek Samping Obat - Obatan;
Beberapa jenis obat-obatan bisa menyebabkan tinnitus sebagai efek samping.
Obat-obatan seperti antibiotik, diuretik, dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin, ketika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau dalam jangka waktu lama, bisa memicu tinnitus.
Jika kamu mengalami kuping berdenging setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
f. Cedera Kepala Atau Leher;
Cedera pada kepala atau leher bisa memengaruhi saraf atau struktur telinga bagian dalam yang bertanggung jawab atas pendengaran, sehingga menyebabkan tinnitus.
Cedera ini bisa berupa benturan keras, kecelakaan, atau trauma yang menyebabkan gangguan pada aliran darah atau saraf di sekitar telinga.
g. Tekanan Darah Tinggi.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) atau kondisi lain yang menyebabkan aliran darah tidak normal, seperti aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), juga bisa memicu tinnitus.
Peningkatan tekanan darah bisa menyebabkan aliran darah di pembuluh darah di sekitar telinga terdengar seperti suara berdenging.
Tinnitus yang disebabkan oleh masalah pembuluh darah ini sering kali disebut tinnitus pulsatile, di mana suara yang didengar seirama dengan denyut nadi.
3. Gejala Tinnitus Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan
a. Gejala Umum;
Gejala utama tinnitus adalah sensasi suara berdenging, berdesir, atau berdengung di salah satu atau kedua telinga.
Suara yang dirasakan bisa berbeda-beda pada setiap individu, mulai dari suara yang halus hingga suara yang keras dan mengganggu.
Beberapa orang mungkin mengalami tinnitus hanya dalam kondisi tertentu, seperti ketika mereka berada di lingkungan yang sangat sepi, sementara yang lain merasakan tinnitus sepanjang waktu.
b. Dampak Tinnitus Terhadap Kualitas Hidup.
Meskipun tinnitus tidak menimbulkan rasa sakit secara fisik, kondisi ini bisa sangat mengganggu dan memengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Tinnitus kronis bisa menyebabkan masalah tidur, kesulitan berkonsentrasi, dan bahkan stres atau kecemasan yang berkepanjangan.
Beberapa orang yang mengalami tinnitus kronis melaporkan merasa frustrasi atau depresi karena suara yang terus-menerus menghantui mereka sepanjang hari.
* Simak juga: Fakta Kesehatan.
4. Pengobatan Dan Penanganan Kuping Berdenging
a. Perubahan Gaya Hidup;
Beberapa kasus tinnitus bisa diredakan dengan perubahan gaya hidup. Menghindari paparan suara keras, menggunakan alat pelindung pendengaran, dan mengurangi konsumsi kafein atau alkohol bisa membantu mengurangi gejala tinnitus.
Selain itu, menjaga tekanan darah tetap stabil dan menghindari stres juga penting dalam mengurangi tinnitus yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau gangguan sirkulasi darah.
b. Terapi Suara;
Terapi suara adalah salah satu metode yang paling sering digunakan untuk membantu mengelola tinnitus.
Terapi ini melibatkan penggunaan suara yang menenangkan, seperti suara alam atau suara putih (white noise), untuk mengalihkan perhatian dari suara berdenging yang dirasakan.
Alat bantu dengar khusus yang dilengkapi dengan teknologi suara juga bisa digunakan untuk membantu penderita tinnitus mengatasi gejalanya.
c. Konseling Dan Terapi Perilaku Kognitif (CBT);
Bagi sebagian penderita tinnitus kronis yang mengalami masalah emosional atau psikologis, terapi perilaku kognitif (CBT) bisa sangat membantu.
CBT adalah bentuk konseling yang membantu pasien mengubah cara mereka berpikir tentang tinnitus dan mengembangkan strategi untuk menghadapinya.
Tujuannya adalah untuk mengurangi stres dan kecemasan yang sering kali memperburuk gejala tinnitus.
d. Pengobatan Medis;
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk mengurangi gejala tinnitus, terutama jika tinnitus disebabkan oleh kondisi kesehatan lain, seperti infeksi telinga atau hipertensi.
Obat-obatan seperti antidepresan atau obat penenang juga bisa diresepkan untuk membantu penderita tinnitus yang mengalami kecemasan atau depresi akibat kondisi ini.
e. Pembedahan.
Meskipun jarang, pembedahan bisa menjadi pilihan bagi beberapa penderita tinnitus, terutama jika kondisi ini disebabkan oleh masalah medis yang mendasarinya, seperti tumor di telinga atau gangguan pembuluh darah.
Pembedahan biasanya hanya dilakukan jika tidak ada alternatif pengobatan lain yang efektif.
5. Pencegahan Kuping Berdenging
a. Melindungi Pendengaran;
Salah satu langkah pencegahan utama untuk menghindari tinnitus adalah melindungi pendengaran dari paparan suara keras.
Menggunakan alat pelindung pendengaran di lingkungan bising dan menghindari mendengarkan musik dengan volume tinggi bisa membantu mencegah kerusakan telinga yang bisa menyebabkan tinnitus.
b. Menjaga Kesehatan Tubuh.
Menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan juga penting untuk mencegah tinnitus.
Menjaga tekanan darah tetap stabil, menghindari stres, dan menjaga telinga tetap bersih dari penumpukan kotoran adalah langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan pendengaran.
Kuping kanan atau kiri berdenging, atau tinnitus, adalah kondisi yang umum namun bisa sangat mengganggu.
Meskipun penyebabnya bervariasi, mulai dari paparan suara keras hingga kondisi medis tertentu, ada banyak cara untuk mengatasi dan mencegahnya.
Memahami penyebab, gejala, dan metode pengobatan yang tersedia bisa membantu penderita tinnitus menjalani hidup yang lebih nyaman.
Mengambil langkah pencegahan sejak dini, seperti melindungi pendengaran dan menjaga kesehatan, sangat penting untuk menghindari masalah pendengaran di masa depan.
0 Comments
Posting Komentar